Sebagai seorang pebisnis dan pelaku pasar, tentunya kita
menginginkan setiap produk atau jasa yang dijual akan diterima dan pastinya
laku di pasaran. Dan dari usaha pemasar, apakah aktivitas jualan hanya sekedar
menjual dan dibeli oleh pelanggan saja? Bagaimana bila pesaing di bidang yang
sama memiliki inovasi akan produknya? Bagaimana bila pelanggan merasa jenuh
akan produk yang kita jual? Bagaimana bila pelanggan beralih ke produk pesaing?
Bagaimana bila packakging dan
tampilan produk biasa-biasa saja?
Nah, sebenarnya masih banyak lagi “bagaimana” yang lain yang
bisa membuat pebisnis menjadi aware
akan status produknya di pasar, mau menjadi pemimpin pasar atau hanya sebagai
peserta dalam persaingan. Daripada pusing hanya memikirkan “bagaimana”, bahasan
berikut ini mungkin bisa menjadi jalan keluar dari masalah tersebut.
Diferensiasi produk, dilihat dari namanya sudah tersirat
bahwa strategi ini bertujuan untuk membuat pebisnis siapapun itu mampu membuat
produk/jasa yang dihasilkannya tidak mainstream
sehingga bisa mengambil hati pelanggan dan pastinya bisa memenangkan pasar.
Definisi dari diferensiasi produk itu sendiri adalah sebuah strategi dari
pebisnis untuk memodifikasi atau mendesain produknya sehingga membuat produk
tersebut menjadi berbeda dari produk para pesaingnya.
Desain dan modifikasi produk ini, menurut Kotler bisa dikualifikasikan menjadi
beberapa hal:
1.
Bentuk (bentuk fisik dari produk)
2.
Fitur (aplikasi, kegunaan yang membedakan dari
produk pesaing)
3.
Mutu Kinerja dari produk (kualitas dari produk
yang dihasilkan)
4.
Mutu kesesuaian (produk yang dihasilkan apakah
sesuai dengan pasar/konsumen yang dituju)
5.
Daya Tahan (sebarapa lama produk tersebut bisa
bertahan dalam masa pakainya)
6.
Keandalan Produk (apakah produk tersebut bisa
diandalkan dalam setiap aktivitas konsumen)
7.
Mudah Diperbaiki
8.
Gaya (produk yang dihasilkan mampu mewakili gaya
pada waktunya)
9.
Rancangan/Design
Lalu apa sih keuntungan dan fungsi dari diferensiasi produk
untuk pebisnis itu sendiri? Diferensiasi produk memiliki fungsi sebagai
berikut:
-
Produk yang mudah diingat, apabila pebisnis tau
cara dan strategi untuk bagaimana membuat produknya berbeda dari produk
pesaingnya maka para pelanggannnya pasti akan mengingat produk tersebut, karena
apa yang ditawarkan kepada pasar berbeda dari produk yang lain.
-
Keunggulan
produk, dengan adanya diferensiasi produk maka produk yang dihasilkan
akan memiliki perbedaan dan
ke‘unik’annya sendiri dibanding produk lainnya maka dari itu produk tersebut
akan lebih unggul dari produk yang lainnya.
-
Mengurangi rasa bosan pada produk, diferensiasi
akan membuat produk menjadi lebih variatif, dengan inovasi-inovasi baru dari
produk akan membuat pelanggan tidak bosan akan produk yang itu-itu saja.
Sehingga alternative pembelian pun semakin beragam.
-
Membentuk brand image, sebenarnya sama fungsinya
dengan fungsi yang pertama. Dimana dengan adanya diferensiasi dan bertambahnya
pilihan produk di pasaran maka produk tersebut akan membentuk brand image-nya
dimasyarakat dengan sendirinya. Masyarakat akan memiliki pandangan tersendiri
akan produk tersebut.
Dari diferensiasi produk ini saya
coba tambahkan tentang buying behavior yang
berkaitan dengan diferensiasi produk:
-
Complex
Decision Making: Pada model ini para pelanggan membeli barang dari merek
apa saja, mereka tidak mengetahui perbedaan dari tiap-tiap merek yang ada,
padahal sebenarnya ada fungsi dan fitur yang tidak sesuai dengan kebutuhan
mereka. Sehingga memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian sehingga
akan disadari perbedaan yang jelas diantara tiap-tiap merek.
-
Dissonance
Buying Behavior: Pada model ini terdapat keterlibatan yang tinggi dari
pelanggan dalam pembelian, dan konsumen mengetahui hanya terdapat sedikit
perbedaan dari tiap merek yang ada. Dan pelanggan memberikan perhatianya pada
harga dimana harga yang paling bersaing yang akan dipilih. Selain itu pelanggan
juga mencari produk yang mereka rasa nyaman pada saat mereka pakai, dan untuk
proses tersebut para pelanggan akan mencari info sebanyak-banyaknya akan produk
dari merek yang akan mereka pakai.
-
Habitual
Buying Behavior: Pada model ini pelanggan melakukan pembelian hanya
berdasar pada kebutuhan dan bukan pada kesetiaan dari suatu merek. Jadi bila
merek yang sudah lama dipakai tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan maka
pelanggan tidak perlu berpikir lama untuk memakai merek yang lain.
-
Variety
Seeking Buyer Behavior: Pada model ini terjadi variasi penjualan, terutama
harga. Sehingga pelanggan terlibat kegiatan pembelian yang rendah karena harga
yang dipasang murah sehingga pelanggan mencoba untuk bergonta ganti merek.
Demikian beberapa ulasan mengenai diferensiasi produk. Semoga bermanfaat ya.
Regards,
AI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar